Monday, December 31, 2012

Tips Jadi Guru Yang Disukai Siswa


Siapa yang tidak mau menjadi guru yang disukai siswa. semua guru sepertinya mengharapkan ini. tapi tahukah anda bahwa semakin minta disukai siswa semakin jauh kita dari kriteria guru yang layak disukai siswa. jika disukai siswa menjadi tujuan kita sebagai guru tidak ada yang namanya profesionalisme lagi, yang ada hanyalah menuruti apa yang siswa mau dan inginkan, bahkan bila yang diinginkan sudah keluar jalur kegiatan belajar dan mengajar.
Menjadi guru yang disukai bukan perkara mudah, tapi juga tidak sulit. namun tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dimana ada kemauan disitu ada jalan. berikut adalah caranya.
  • tidak terlalu banyak melakukan metode ceramah
  • memberikan contoh kepada siswa apa yang ia ingin siswa lakukan. jika berharap siswa hormat kepada anda, silahkan terlebih dahulu menjaga harga diri siswa anda di kelas
  • jika marah atau kecewa pada siswa, berbicaralah pada merekan dan bukan berteriak
  • berbagi senyum tulus pada semua siswa. siswa yang dicap sebagai anak yang bermasalah akan luntur dan akan menyukai anda jika anda berikan senyuman pada mereka
  • memotivasi siswa dengan caramemotivasi dan bukan menyindir
  • menggunakan humor pada tempat dan saat yang tepat
  • mudah diajak berteman oleh siswa dan bukan menjadi teman siswa. mudah diajak berteman artinya anda pihak yang pasif dalam berkomunikasi namun tetap dengan cara yang profesional.berusaha menjadi teman siswa hanya akan menyulitkan situasi anda dikemudian hari.
  • penyabar dan menganggap semua siswa sedang berproses. hindari meneruskan warisan guru lain dan melanjutkan cap yang sudah diterima siswa tertentu.

Sunday, December 30, 2012

Noah at Dahsyat 30 Desember

Kegilaan sahabat noah terhadap band kesayangan mereka memang tak bisa diragukan lagi, hal itu terbukti dari banyaknya para penonton yang memenuhi studio dahsyat tadi pagi minggu 30 desember 2012. tidak hanya mereka yang dapat masuk  kedalam studio dan melihat langsung aksi panggung Noah, ratusan orang penggemar lainnya berdiri di luar studio karena tidak dapat masuk ke dalam, mereka rela berpanas panas ria menunggu Ariel dan kawan-kawan keluar dari studio.
Dalam kesempatan ini Ariel juga menyampaikan permohonan maafnya kepada sahabat noah yang tidak dapat masuk kedalam studio. "keren kan Ariel,,,, Peduli sama fansnya"
"maaf ya karena studionya kecil jadi kalian ga bisa masuk, tapi kami janji suatu saat kalian pasti bisa masuk menyaksikan kami" gitu kata Ariel.....

Ne beberapa foto waktu di dahsyat tadi pagi.....




Butik Sepatu Ariel

Launching ARL By Hardware di Bilangan Dago Bandung

Bisnis memang lagi booming di kalangan artis, tak sedikit artis-artis Indonesia  yang memiliki bisnis sampingan, baik itu fashion, restoran dll....
Begtru juga dengan Ariel, vokalis band Noah ini tak mau ketinggalan. Ia membuka sebuah butik sepatu, yang mengeluarkan sepatu dengan merknya sendiri. Merk tersebut diberi nama ARL BY HARDWARE.
Keren hal itu yang pertama terlintas di pikiran saya ketika mendengar berita ini. ada yang unik juga dengan brand ini, yaitu mirip dengan brand nya Luna, LM FOR HARDWARE 
heheheheh peace...
berikut beberapa foto-foto launching butik nya





Sunday, December 23, 2012

Model Pembelajaran Make A Match


Model Pembelajaran Make A Match adalah suatu tipe Model pembelajaran Konsep . Model pembelajaran ini mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan konsep melalui suatu permainan kartu pasangan (Komalasari, 2010: 85).
Langkah langkah Model Pembelajaran Make A Match menurut Lorna Curran(Komalasari, 2010: 85) adalah sebagai berikut :
1.     Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.     Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.     Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegan
4.     Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5.     Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6.     Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.     Demikian seterusnya
8.     Kesimpulan/penutup

Model Pembelajaran IOC (Inside Outside Circle)


Model Pembelajaran IOC (Inside Outside Circle)adalah model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan ssingkat dan teratur.

Sintaks pembelajaran ini adalah:
1.     Separuh dari sejumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar,
2.     separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam,
3.     siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan,
4.     siswa yang berada di lingkran luar berputar kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya.

Model Pembelajaran DPLS (Double Loop Problem Solving)


DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah, jadi berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanjutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut.
Sintak pembelajaran ini adalah:
1.     identifkasi,
2.     deteksi kausal
3.     solusi tentative,
4.     pertimbangan solusi,
5.     analisis kausal,
6.     deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih.
Langkah penyelesaian masalah sebagai berikut:
1.     menuliskan pernyataan masalah awal,
2.     mengelompokkan gejala,
3.     menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi,
4.     mengidentifikasui kausal,
5.     imoplementasi solusi,
6.     identifikasi kausal utama,
7.     menemukan pilihan solusi utama, dan
8.     implementasi solusi utama.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)


Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Dalam pengertian lain, model diartikan sebagai barang tiruan, metafor, atau kiasan yang 
dirumuskan. Pouwer (1974:243) menerangkan tentang model dengan anggapan seperti kiasan yang dirumuskan secara eksplisit yang mengandung sejumlah unsur yang saling tergantung. Sebagai metafora model tidak pernah dipandang sebagai bagian data yang diwakili. Model menjelaskan fenomena dalam bentuk yang tidak seperti biasanya. Setiap model diperlukan untuk menjelaskan sesuatu yang lebih atau berbeda dari data. Syarat ini dapat dipenuhi dengan menyajikan data dalambentuk: ringkasan (tipe, diagram), konfigurasi ( structure ), korelasi (pola), idealisasi, dan kombinasi dari keempatnya. Jadi model merupakan kiasan yang padat yang bermanfaat bagi pembanding hubungan antara data terpilih dengan hubungan antara unsur terpilih dari suatu konstruksi logis.

Model pembelajaran merupakan kerangka yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi para perancang desain pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Soekamto, 1997:78),. Menurut Mitchell dan Kowalik (Rahman, 2009:8): Creative, an idea that has an element of newness or uniqueness, at least to the one who creates the solution, and also has value and relevancy. Problem, any situation that presents a challenge, an opportunity, or is a concern. Solving, devising ways to answer, to meet, or to resolve the problem . Therefore, creative problem solving or cps is a process, method, or system for approaching a problem in an imaginative way and resulting in effective action.

Sedangkan menurut Karen (Dewi, 2008:28) model Creative problem Solving (CPS) adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Model Creative Problem Solving (CPS) pertamakali dikembangkan oleh Alex Osborn pendiri The Creative Education Foundation (CEF) dan co-founder of highly successful New York Advertising Agenncy . Pada tahun 1950-an Sidney Parnes bekerjasama dengan Alex Osborn melakukan penelitian untuk menyempurnakan model ini. Sehingga model Creative Problem Solving ini juga dikenal dengan nama The Osborn-parnes Creative Problem Solving Models. Pada awalnya model ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan dengan tujuan agar para karyawan memiliki kreativitas yang tinggi dalam setiap tanggungjawab pekerjaannya, namun pada perkembangan selanjutnya model ini juga diterapkan pada dunia pendidikan.

Langkah-langkah dalam CPS menurut William E. Mitchell dan Thomas F. Kowalik (Rahman, 2009:10) adalah:

a. Mess-finding (menemukan masalah yang dirasakan sebagai pengganggu)

Tahap pertama, merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi situasi yang dirasakan mengganggu.

b. Fact-finding (menemukan fakta)

Tahap kedua, mendaftar semua fakta yang diketahui yang berhubungan dengan situasi tersebut, yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi informasi yang tidak diketahui tetapi esensial pada situsi yang sedang diidentifikasi dan dicari.

c. Problem-finding (menemukan masalah)

Pada tahap menemukan masalah, diupayakan mengidentifikasi semua kemungkinan pernyataan masalah dan kemudian memilih yang paling penting atau yang mendasari masalah.

d. Idea-finding

Pada tahap ini diupayakan untuk menemukan sejumlah ide atau gagasan yang mungkin dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

e. Solution-finding

Pada tahap penemuan solusi, ide-ide atau gagasan-gagasan pemecahan masalah diseleksi, untuk menemukan ide yang paling tepat untuk memecahkan masalah.

f. Acceptance-finding

Berusaha untuk memperoleh penerimaan atas solusi masalah, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan solusi tersebut.

Proses pembelajaran dengan model pembelajaran CPS menurut Pepkin (Dewi, 2008:30) terdiri dari langkah-langkah:

a. Klarifikasi Masalah

Klasifikasi masalah meliputi penjelasan mengenai masalah yang diajukan kepada siswa, agar siswa memahami penyelesaian seperti apa yang diharapkan.

b. Pengungkapan Pendapat

Pada tahap ini siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat tentang bagaimana macam strategi penyelesaian masalah. Dari setiap ide yang diungkapkan, siswa mampu untuk memberikan alasan.

c. Evaluasi dan Pemilihan

Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah

d. Implementasi (penguatan)

Pada tahap ini siswa menentukan strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkanya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut. Selain itu, pada tahapan implementasi, siswa diberi permasalahan baru agar dapat memperkuat pengetahuan yang telah diperolehnya.

Daftar Bacaan:

Depdiknas. 2005. Kemampuan Guru dalam Mengajarkan Matematika [Online] . Tersedia: http://www.dikdasmen.depdiknas.go.id/htm/info-Dikdasmen/info-6hal-07.htm [12 April 2009].

Dewi, E P. 2008. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dalam Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Penalaran Adaptif Matematika Siswa SMA . Skripsi FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Pepkin, K. 2000. Creative Problem Solving in Math . [Online]. Tersedia: www.artofproblemsolving.com. [7 Februari 2008].

Rahman, B. 2009. Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Model Creative Problem Solving (CPS) dengan Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Model Konvensional. Skripsi FPMIPA UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber gambar: http://creativeeducationfoundation.org